Badan sering lemas walaupun tidak habis bekerja berat dan sering nyeri kepala sepanjang hari, hati-hati mungkin anda terkena diabetes. Kenapa bisa? toh badan lemas dan nyeri kepala juga banyak disebabkan oleh beberapa penyakit. Memang benar, banyak penyakit yang menimbulkan gejala badan lemas dan nyeri kepala. Bila seorang dokter hanya menemukan gejala badan lemas dan nyeri kepala saja pada pasiennya, maka diagnosis bandingnya bisa banyak sekali. Sehingga harus dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk menegakkan diagnosisnya.
Mengapa pada diabetes badan sering lemas?
Badan lemas memang bisa disebabkan karena kurang istirahat, olah raga berlebihan atau overexercise, habis bekerja berat yang membutuhkan banyak tenaga, kurang makan atau diet yang terlalu ketat, proses infeksi, atau bahkan penyakit keganasan seperti kanker. Saya tidak akan membahas satu persatu mengenai penyakit tadi namun kita tetap fokus pada diabetes.
Pada penyakit diabetes masalah utama adalah adanya glukosa darah yang tidak dapat digunakan oleh sel tubuh atau dikenal dengan nama Resistensi Insulin. Akibat adanya resistensi insulin maka sel tubuh tidak mendapat nutrisi sebagai sumber energi dan kehidupan sel tersebut. Karena insulin tidak bisa melekat pada reseptor insulin di permukaan sel yang berfungsi mengaktivasi pompa glukosa atau disebut dengan glucose transporter. Akibatnya glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel dan sel menjadi kelaparan atau kekurangan energi. Bila sel yang terkena adalah sel otot maka otomatis kita merasakan kurang tenaga, karena kontraksi otot juga dibutuhkan energi yang didapat dari glukosa.
Pada diabetes walaupun kita makan, terkadang badan masih terasa lemas, hal ini terjadi bukan hanya karena masalah resistensi insulin tadi, tetapi juga terdapat penurunan produksi insulin oleh sel beta pankreas sebagai penghasil insulin. Akibatnya glukosa yang didapat dari makanan akan menumpuk di dalam darah. Kondisi demikian disebut dengan Hiperglikemia. Kondisi hiperglikemia inilah yang dapat menimbulkan berbagai gejala, salah satunya adalah nyeri kepala. Nyeri kepala pada diabetes disebabkan karena adanya fluktuasi atau naik turunnya kadar glukosa darah terutama pada pasien yang baru didiagnosis dengan diabetes.
Mengapa kadar glukosa yang fluktuatif dapat menyebabkan nyeri kepala?
Akibat kadar glukosa darah yang naik turun maka dapat menyebabkan pelepasan hormon adrenalin atau norepinephrine suatu hormon yang dapat memicu penyempitan pembuluh darah atau vasokonstriksi di otak atau dikenal juga dengan hormon stress. Sehingga proses penyempitan pembuluh darah ini sering memicu timbulnya nyeri kepala selain migraine.
Bagaimana mengatasi rasa lemas dan nyeri kepala akibat diabetes?
Pertama anda harus menjalani pemeriksaan glukosa darah. Pemeriksaan glukosa darah untuk deteksi dini adalah pemeriksaan glukosa puasa dan 2 jam setelah makan atau post prandial. Selain itu perlu juga dilakukan pemeriksaan kadar HbA1c untuk menegakkan diagnosis apakah termasuk diabetes atau hanya toleransi glukosa / toleransi glukosa puasa terganggu. Bila sudah termasuk dalam diabetes maka tidak ada cara lain yaitu pengaturan gaya hidup seperti pengaturan pola makan atau diet rendah karbohidrat dan juga berolah raga secara teratur. Tetapi terkadang pengaturan gaya hidup saja tidak akan berhasil mengingat jadwal aktivitas pasien yang terlalu padat, juga ada kecenderungan untuk malas berolah raga serta makan yang sesuka hati, sehingga mutlak diperlukan obat. Obat diberikan untuk menjaga agar kadar glukosa darah dapat terjaga sehingga mencegah komplikasi di kemudian hari dan tidak perlu kuatir merusak ginjal
Ingat gejala diabetes terkadang tidak khas lagi seperti sering lapar (polifagia), sering haus (polidipsia) dan sering buang air kecil (poliuria/nokturia). Diagnosis diabetes sering ditemukan pada gejala-gejala yang dirasa tidak ada kaitannya dengan diabetes. Jadi sebaiknya tetap waspada bila anda merasakan ada yang bermasalah pada tubuh anda. Segera konsultasikan pada dokter bukan pada orang yang tidak kompeten dibidangnya.